CORONA VIRUS DESEASE TAHUN 2019 (COVID-19) ANTARA INOVASI DAN KREATIVITAS PENDIDIK

Dunia saat ini dikejutkan dengan hadirnya wabah Corona Virus Desease (Covid-19) yang telah menyebar lebih dari 100 negara. World Health Organization (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai Pandemi karena berjangkit serempak di mana-mana atau meliputi geografi yang luas (KBBI). Melihat penyebaran Covid-19 semakin meluas mengakibatkan pemerintah membuat aturan Sosial/physical Distancing dan stay at home. Kebijakan menjaga jarak atau pembatasan interaksi antara satu sama lain dan tetap tinggal di rumah ditetapkan pemerintah sebagai usaha untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.

Dampak pembatasan interaksi sosial tersebut dirasakan oleh banyak sektor. Pada sektor ekonomi misalnya, Herman Khaeron (Anggota Komisi VI DPR RI) mengatakan bahwa nilai tukar rupiah semakin melemah sehingga perekonomian Negara tertekan, daya beli masyarakat menurun, dan sektor industri terganggu. Kondisi demikian datang tiba-tiba dengan begitu cepat dan mengancam terjadinya krisis. (Selasa, 7 April 2020). Hal ini berimplikasi bagi perekonomian dunia dan Indonesia pada tahun ini karena terjadi bersamaan dengan menurunnya harga komoditas dan gejolak pasar keuangan. Di samping kondisi perekonomian masayarakat sebelum kebijakan lockdown memang terganggu sehingga sangat berdampak pada perekonomian Negara. Belum lagi aturan UU Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, pasal 55 Ayat 1 menjelaskan bahwa “selama dalam karantina wilayah, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak yang erada di wilayah karantina menjadi tanggungjawab pemerintah pusat”. (Danang Kurnia Awami, Ibhyogyakarta.org., 31 Maret 2020). Sedangkan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini belum sesuai target bahkan terancam defisit parah akibat Covid-19.

Bukan hanya pada sektor ekonomi, dunia pendidikan juga sangat merasakan dampak kebijakan social distancing tersebut. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyatakan bahwa hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya di seluruh dunia dan terancam berdampak pada hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Aturan Social Distancing atau Physical Distancing mengakibatkan aspek kehidupan berbasis Work From Home (WFH).

Keputusan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran covid-19 dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari tatap muka di sekolah dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di rumah. Kebijakan ini dikeluarkan secara mendadak tanpa persiapan terlebih dahulu karena wabah Covid-19 sudah menyebar dan menjangkit banyak orang di Indonesia. Pembaruan terakhir Monitor Covid-19 di Indonesia 1 Mei 2020 (https://www.covid19.go.id) jumlah terkonfirmasi 10.551 + 433 kasus, sedangkan pasien dalam perawatan sekitar 8.160 (77.339% dari terkonfirmasi), pasien yang sembuh 1.591 (15,079% dari terkonfirmasi) dan meninggal 800 orang (7,582% dari terkonfirmasi). Bahkan setiap hari semakin bertambah jumlah orang terjangkit wabah tersebut. Oleh karena itu, pemerintah mau tidak mau harus mengeluarkan kebijakan work from Home (WFH) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Peralihan proses pembelajaran tersebut memaksa daya kreatif dan inovatif semua pihak yang bergelut dalam dunia pendidikan terutama guru/pendidik. Pendidik sebagai tenaga pengajar harus berfikir keras menciptakan proses pembelajaran dengan jarak jauh atau E-Learning. Dalam situasi pendidikan darurat seperti ini, pembelajaran via online menjadi pilihan utama. Pembelajaran via online (daring) adalah pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan alat teknologi sebagai media. Berikut beberapa aplikasi yang tepat digunakan oleh pendidik pada masa pandemi Covid-19 untuk pembelajaran di rumah.

Aplikasi Pilihan bagi Pendidik untuk Pembelajaran Daring

Pembelajaran dengan media teknologi bukan hal mudah dilakukan apalagi ketika dalam kondisi darurat tanpa persiapan jauh sebelumnya. Ada beberapa factor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran online yang menyebabkan kurang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran, di antaranya; menurut Agus Nana Nuryana bahwa penguasaan teknologi masih rendah, keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya akses/jaringan internet, dan membutuhkan biaya yang besar untuk membeli kuota. (Kabar Priangan, 7 April 2020). Dan tentu masih banyak kendala lain yang menguras biaya, waktu, tenaga, dan pikiran. Namun, kenyataan lockdown mengharuskan pendidik untuk mengajar, peserta didik untuk belajar dan tenaga kependidikan mengerjakan administrasi di rumah masing-masing.

Keterbatasan dalam pembelajaran online (daring) memang tidak bisa dipungkiri. Namun, dalam kondisi keterpaksaan sekarang menjadikan pendidik dan peserta didik mau tidak mau harus tetap melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, di sinilah pendidik ditantang lebih kreatif dan inovatif memunculkan ide dan inspirasi agar menarik minat peserta didik untuk tetap semangat menerima pelajaran meskipun tanpa tatap muka secara langsung. Berikut beberapa aplikasi yang bisa digunakan dalam pembelajaran online

WhatsApp

WhatsApp messanger merupakan aplikasi pesan untuk ponsel cerdas (smartphone) dengan basic mirip BlackBerry Messenger. Aplikasi ini merupakan  pesan lintas platform yang memungkinkan saling bertukar pesan tanpa biaya SMS, karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain. Aplikasi WhatsApp Messenger menggunakan koneksi internet 3G4G atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan WhatsApp dapat melakukan obrolan online (AAT Hartanto 2010). Selain itu WhatsApp dapat mengirim file-file seperti: Foto (langsung dari kamera, pengelola berkas (”file manager”), dan galeri), Video (langsung dari video kamera, pengelola berkas, dan galeri), Audio (langsung merekam suara, pengelola berkas, audio), Lokasi (Anda dapat mengirim lokasi Anda dengan mengambil posisi Anda dari Google Maps), Kontak (mengirim detail kontak dari kontak telepon) (https://id.wikipedia.org/wiki/WhatsApp).

Pendidik bisa menggunakan aplikasi WA dalam menerapkan proses pembelajaran jarak jauh. Langkah awal, dengan membuat Grup Kelas untuk kelompok diskusi, absen dan kegiatan lain. Dengan WhatsApp guru bisa membuat  kelompok diskusi di kelas virtual. Kelompok Diskusi merupakan bentuk masyarakat belajar (learning community) yang merupakan komponen dari model pembelajaran Contextual Teaching Learning. Selain itu, pendidik juga boleh mengirim video/tutorial pembelajaran, mengirim audio/suara menjelaskan materi dan beberapa fitur-fitur yang bisa menunjang keberlangsungan pembelajaran menarik via online.

Google Classroom

Google Classroom (atau dalam bahasa Indonesia yaitu Ruang Kelas Google) adalah suatu serambi pembelajaran campuran yang diperuntukkan terhadap setiap ruang lingkup pendidikan yang dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar atas kesulitan dalam membuat, membagikan dan menggolong-golongkan setiap penugasan tanpa kertas. Perangkat lunak ini telah diperkenalkan sebagai keistimewaan Google Apps for Education kemudian launching sejak 12 Agustus 2014 (Zach Yeskel, 2014). 

Google Classroom menyambungkan berbagai layanan Google secara berbarengan guna mengulurkan sambung tangan bagi lembaga-lembaga pendidikan agar beralih cara menuju sistem tanpa kertas. Pembuatan dan pemberian tugas bisa dilakukan penyelesaiannya melewati Google Drive sambil menggunakan Gmail untuk membuat pemberitahuan di ruang kelas Google. Para peserta didik dapat diundang ke sebuah ruang kelas dengan beberapa cara yaitu melalui basis data lembaga, melalui sebuah kode pribadi yang kemudian dapat ditambahkan di dalam antarmuka peserta didik atau dengan diundang secara sendirian dari Sistem Pengelolaan Keterangan Sekolah (School Information Management System). Google Classroom disatupadukan dengan Google Calendar dari para pendidik dan peserta didik. Tiap-tiap kelas dibuatkan dengan adanya sebuah berkas yang dipisahkan oleh Google Classroom di dalam masing-masing layanan Google di mana peserta didik dapat menyerahkan hasil kerjanya untuk selanjutnya diperiksan dan dinilai oleh pendidik. Penyampaian kabar/pengumuman melalui Gmail membebaskan para pendidik untuk membuat pengumuman serta menanyakan mengenai soal-soal kepada peserta didiknya dalam kelasnya masing-masing. Pendidik bisa menambahkan secara langsung muridnya dari direktori Google Apps dan bisa menyediakan sebuah kode yang dapat dimasukkan sebagai jalan masuk/akses untuk para murid ke kelasnya. (https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Classroom)

Moodle

 Merupakan singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment. Moodle adalah paket perangkat lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang menggunakan prinsip social constructionist pedagogy. Moodle merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi informasi, yang dikenal dengan konsep pembelajaran elektronik atau e-learning. Moodle dapat digunakan secara bebas sebagai produk sumber terbuka (open source) di bawah lisensi GNU. Moodle dapat diinstal di komputer dan sistem operasi apapun yang bisa menjalankan PHP dan mendukung database SQL.

Di Indonesia, Moodle lebih dikenal fungsinya sebagai Course Management System atau “Learning Management System” (LMS). Dengan tampilan seperti halaman web pada umumnya, Moodle memiliki fitur untuk menyajikan kelas (course), dimana pendidik bisa mengunggah materi ajar, soal dan tugas. Peserta didik bisa masuk log ke Moodle kemudian memilih kelas yang disediakan atau didaftarkan (enrol) untuknya. Aktivitas peserta didik di dalam Moodle ini akan terpantau progress dan nilainya. Sebagai LMS, Moodle memiliki fitur yang tipikal dimiliki LMS pada umumnya ditambah beberapa fitur unggulan. Fitur-fitur tersebut adalah: Assignment submission, forum diskusi, unduh arsip, peringkat, chat, kalender online, berita, kuis online, dan wiki. (https://id.wikipedia.org/wiki/Moodle).

Zoom Meeting

Zoom adalah Sebuah layanan konferensi video berbasis cloud computing. Aplikasi ini mempertemukan beberapa orang bahkan bisa sampai 100 lebih orang secara virtual, baik dengan panggilan video, suara, atau keduanya. Lebih menarik lagi, semua percakapan via Zoom bisa direkam untuk dilihat lagi nantinya. Ada beberapa fitur Zoom yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan termasuk proses pembelajaran. Aplikasi ini bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan video conference, jadi sangat efektif digunakan dalam pembelajaran online karena pendidik dan peserta didik bisa bertatap muka melalui video online. Berikut beberapa fitur aplikasi Zoom Meeting: pertemuan rapat one-on-one, konferensi rapat grup video, sharing screen dan chat, recording video call, dan recording audio. Aplikasi ini bisa digunakan di Windows, Android Smartphone, dan Iphone Smartphone. (https://idcloudhost.com/mengenal-aplikasi-zoom-cara-install-dan-fitur-fitur-zoom-meeting-lengkap/)

Itulah beberapa aplikasi yang menurut penulis paling tepat digunakan pembelajaran jarak jauh (online). Di samping ada beberapa aplikasi khusus yang dibuat oleh pemerintah, startup pendidikan dan pakar teknologi, misalnya: Ruang Guru, Zenius, Qupper, Microsoft Education, Google Suite for Education dan masih banyak yang lain. Namun, aplikasi apapun digunakan hanya sekedar model pembelajaran yang setiap orang punya persepsi masing-masing dalam menggunakan aplikasi yang menurutnya efektif dan efisien pada saat pembelajaran jarak jauh. Yang terpenting adalah pendekatan yang mesti diberlakukan pada saat pembelajaran di rumah (online) bukan hanya pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approach), akan tetapi pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approach) dan pendekatan yang berpusat pada orang tua (parent-centered approach). Ketiga pendekatan tersebut harus terintegrasi demi mencapai hasil pembelajaran yang maksimal meskipun dengan pembelajaran jarak jauh (online).

Semangat Hardiknas 2020!

Semangat mendidik meski di tengah wabah Covid-19!

Ing ngarso sung tulodo.

Ing madyo mangun karso.

Tut wuri handayani.

Riolo nappatiroang.

Ritenggah siraga-raga.

Rimunri na ampiri.

Di depan sebagai pengayom.

Di tengah sebagai fasilitator.

Di belakang sebagai motivator.

Penulis : Hastuti Baharuddin

Media Sosial

Kontak
(0411) 841879
(0411) 8221400
sinfst[at]uin-alauddin.ac.id

Log In

Create an account