Pentingnya Sitasi dalam Karya Ilmiah

https://www.researchgate.net/profile/Nahrun-Hartono

Apa itu Sitasi ?

“Sitasi” merupakan sinonim dari kata “kutipan” , jika bersumber dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI mendefinisikan sitasi (kutipan) sebagai kegiatan pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan sendiri. Sitasi merupakan hal penting dalam penulisan karya ilmiah, dengan sitasi penulis menunjukkan kepada pembaca adanya tulisan pada karya ilmiah kita yang bersumber dari karya ilmiah orang lain. Dengan melakukan sitasi kita menghargai karya ilmiah orang lain dan menghindari plagiarisme. Sitasi memberikan informasi kepada pembaca terkait informasi tentang penulis dari karya ilmiah yang di sitasi, judul karya ilmiah yang disitasi, nama dan lokasi penerbitan, tanggal dan tahun terbitan serta halaman karya ilmiah yang disitasi.

Mengapa Sitasi Penting ?

Sitasi sangat penting dalam penulisan karya ilmiah, selain menghargai karya ilmiah orang lain sitasi juga bertujuan, sebagai berikut :

Menyampaikan kepada pembaca dari mana sumber kalimat, ide dan fakta yang dituangkan pada karya ilmiah kita;

Tidak semua referensi sesuai dengan ide penelitian yang di inginkan bisa saja penlitian yang dilakukan merupakan ide yang lebih baik, dengan melakukan sitasi memberikan perbandingan ide penelitian yang tuangkan dengan ide penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya;

Dengan melakukan sitasi dapat membantu menguatkan ide penelitian yang dilakukan

Sitasi memberikan gambaran kualitas karya ilmiah yang kita buat, sumber sumber yang relevan dan terbaru menunjukkan kualitas dan ide penelitian.

Kapan Harus Melakukan Sitasi ?

Kapan harus melakukan sitasi? pertanyaan ini sering diajukan. Perlu diketahui sitasi tidak hanya dilakukan ketika mengambil kalimat dari karya ilmiah orang lain, ide penelitian dan pemikirian dari karya ilmiah orang lain juga yang di masukkan kedalam jurnal merupakan sitasi dan perlu dituliskan dalam karya ilmiah kita. Kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan sitasi adalah mengambil kalimat dari sumber (karya ilmiah) penulis lain tanpa melakukan paraphrase. Paraphrase merupakan penulisan kembali konsep, ide maupun kalimat dengan kalimat lain tanpa mengubah maknanya. Berdasarkan www.plagiarism.org seorang penulis harus melakukan sitasi ketika dalam tulisan/naskah karya ilmiah mengambil ide/konsep dari karya ilmiah orang lain dan ketika melakukan paraphrase terhadap kalimat tulisan/naskah karya imiah orang lain. Pada intinya adalah memasukkan ide/konsep karya imiah orang lain pada naskah karya ilmiah yang ditulis baik itu ide/konsep yang dirujuk ada kesamaan atau hanya sebagai pembanding maka penulis wajib melakukan sitasi.

Bagaimana Melakukan Sitasi yang Baik dan Benar

Sumber sitasi bisa berasal dari buku, jurnal, koran/majalah dan website, masing masing sumber memiliki aturan penulisan sitasi, sebagai contoh jika mengambil sumber dari website maka perlu menuliskan nama penulis, judul artikel dan publikasi, URL, tanggal akses serta Digital Object Identifier (DOI) (jika ada). Ada beberapa style/gaya dalam penulisan sitasi masing masing style/gaya memiliki cara penulisan tersendiri salah satunya adalah American Psychological Association (APA).

APA style pada umumnya digunakan untuk mengutip sumber-sumber referensi dalam bidang ilmu sosial, namun tidak menutup kemungkinan penggunaan APA style juga digunakan dalam mengutip sumber dalam bidang ilmu lain. APA Style juga banyak digunakan dalam penulisa makalah, karya ilmiah, skripsi dan tesis. APA style memiliki dua bagian utama yang pertama pengutipan dalam naskah (in-text citations) yang mengarahkan pembaca pada daftar pustaka, yang kedua adalah penulisan daftar pustaka/bibliografi yang mengarahkan pembaca mendapatkan informasi sumber yang dikutip terkait penulis, tahun, judul, penerbit, dll. Daftar pustaka/bibliografi ditempatkan pada halaman terakhir naskah. Berikut beberapa aturan umum dalam penulisan sitasi dalam naskah (in-text citattions):

  1. Sumber sitasi ditulis di awal atau diakhir;
  2. Penulisan sitasi dilakukan dengan metode author-date, yaitu nama terakhir/belakang penulis dan diikuti dengan tahun terbit sumber yang disitasi. Contoh: (Hartono, 2021);
  3. Jika penulis lebih dari dua orang maka yang ditulisakan hanya nama terakhir/belakang diikuti dengan et al., atau dkk., diikuti dengan tahun terbitan. Contoh: (Hartono, et al., 2021);
  4. Semua sitasi yang dituliskan dinaskah wajib dituliskan pada daftar pustaka/bibliografi.

Berikut beberapa aturan umum dalam menuliskan daftar pustaka:

  1. Semua sumber referensi yang disitasi dalam naskah wajib di munculkan di daftar pustaka;
  2. Daftar pustaka ditulis/diketik satu spasi, berurutan secara alfabet tanpa nomor;

Contoh:

Light, M. A., & Light, I. H. (2008). The geographic expansion of Mexican immigration in the United States and its implications for local law enforcement. Law Enforcement Executive Forum Journal, 8(1), 73–82.

Scruton, R. (1996). The eclipse of listening. The New Criterion, 15(3), 5-13.

  • Jika penulisan daftar pustaka lebih dari satu baris maka indentasi pada baris kedua dan seterusnya diberi jarak 1/2 inchi;

Contoh:

Light, M. A., & Light, I. H. (2008). The geographic expansion of Mexican immigration in the United States and its implications for local law enforcement. Law Enforcement Executive Forum Journal, 8(1), 73–82.

  • Jika sumber referensi ditulis oleh satu orang, maka nama belakan ditulis lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, dilanjutkan penulisan tahun, judul dan identitas lain dari sumber referensi;

Contoh:

Berndt, T. J. (2002). Friendship quality and social development. Current Directions in Psychological Science, 11, 7-10.

  • Jika sumber referensi ditulis oleh dua orang, maka nama penulis pertama ditulis nama belakangnya lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, gunakan tanda koma (,) diikuti dengan simbol dan (&) kemudian tuliskan nama belakang penulis kedua diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah dilanjutkan penulisan tahun, judul dan identitas lain dari sumber referensi;

Contoh:

Wegener, D. T., & Petty, R. E. (1994). Mood management across affective states: The hedonic contingency hypothesis. Journal of Personality and Social Psychology, 66, 1034-1048.

  • Jika penulis lebih dari dua orang maka nama penulis pertama ditulis nama belakangnya lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, gunakan tanda koma (,) untuk memisahkan nama penulis kemudian gunakan simbol dan (&) sebelum penulis terakhir dilanjutkan penulisan tahun, judul dan identitas lain dari sumber referensi.

Contoh:

Kernis, M. H., Cornell, D. P., Sun, C. R., Berry, A., Harlow, T., & Bach, J. S. (1993). There’s more to self-esteem than whether it is high or low: The importance of stability of selfesteem. Journal of Personality and Social Psychology, 65, 1190-1204.

*Dirangkum dari beberapa sumber

Penulis :
Nahrun Hartono, Dosen Sistem Informasi UIN Alauddin Makassar

Log In

Create an account